Hati : Hai mata! Kenapa kau senang melihat sesuatu yang membuatku keruh?
Mata : Aku hanya menikmati nikmat Tuhan. Aku hanya melihat apa yang ada di hadapanku. Selebihnya pikiran yang suka berandai-andai. Sok puitis.
Pikiran : Jangan salahkan aku donk. Bukankah sudah takdirku berimajinasi? Salahin juga si kaki tu.
Kaki : Enak aja nyalahin aku. Aku bergerak berdasarkan perintah hati.
Hati : Iya juga sih. Mereka bergerak kan atas perintahku. Jadi siapa yang salah donk?
Mata, pikiran, kaki : kamuuuuuuuu.